MAKALAH SKI
PERKEMBANGAN PERADABAN BANI UMAYAH 1 DAMASKUS
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran SKI
Di susun
oleh : Kelompok III
·
Fikri ahyar syuhada
·
Tajul arifin
·
Vian ali furqon
·
Devina nurfadilah
·
Mita lestari
·
Sari intan
XI IIS-2
SEKOLAH MADRASAH ALIYAH NEGRI 3 TASIKMALAYA (MAN 3)
Jl.Raya
Panumbangan No.33. Tlp.(0265)455460-462321
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan kekuatan dan
keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Sholawat beserta
salam semoga senantiasa tercurah limpahan kepada nabi Muhammad saw. yang
menjadi tauladan para umat manusia yang merindukan keindahan syurga.
Kami menulis makalah
ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui ilmu tentang Sejarah
kebudayaan Islam yang diberikan oleh guru mengenai Perkembangan
Peradaban bani Umayyah1 Damaskus. Selain bertujuan untuk memenuhi
tugas, tujuan penulis selanjutnya adalah untuk mengetahui proses kodifikasi
hadits pada masa khalifah umar bin abdul ziz, perkembangan peradaban bani
umayah 1,l Aziz, dan Peradaban yang tumbuh pada masa bani umayah 1
Dalam penyelesaian
makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan kurangnya
ilmu pengetahuan. Namun, berkat kerjasama yang solid dan kesungguhan dalam
menyelesaikan makalah ini, akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya tidak seberapa yang
masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
positif demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berdayaguna di
masa yang akan datang.
Besar harapan, mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat
dan maslahat bagi semua orang.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb
Tasikmalaya, Agustus 2016
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1 Latar belakang..............................................................................................
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
2.1 Prosess kodifikasi hadits masa khalifah umar bin
abdul aziz...................................
2.2 Proses perkembangan ilmu
pengetahuan masa bani umayah 1....................................
2.3 Peradaban yang tumbuh pada masa
bani umayah 1.....................................................
BAB III PENUTUP .........................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 saran.............................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa yang
maju dan beradap adalah bangsa yang tidak terlepas dari beradaban (civilization)
dan memakaikan agama (religion) sebagai baju bangganya, HAR. Gibb (1859-1940)
mengatakan, Islam is a complete civilization (Islam adalah sebuah peradaban
yang sempurna). Meskipun demikian,
kenyataannya masyarakat masih banyak yang belum mengerti betul apa itu
peradaban dan Islam sebagai agama yang sempurna belum masuk di hati bangsa ini.
Ro aitu
al-Muslimah duna al-Islam, wa ro aitu al-Islama duna al-Muslimah, yaitu
nilai-nilai Islam dapat ditemukan di tengah-tengah non-Muslim, dan sebaliknya
nilai-nilai non-Muslim banyak ditemukan pada masyarakat Islam. Mengapa? Karena
masyarakat Muslim sekarang sudah banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan
yang membuat Islam sendiri runtuh dari nilai tauhidnya.
Dalam
perkembangan dan tuntutan zaman yang semakin lama dikuasai oleh non-Muslim,
alangkah baiknya, sebagai negara yang menghormati peradaban dan sejarah.
Khususnya Muslim ditekankan mengetahuai sejarah-sejarah nenek moyang yang sudah
mendahuluinya sebagai bahan renungan dan pembelajaran.
1.2 RUMUSAN MASALAH :
1. Bagaimana
proses kodifikasi hadits masa khalifah umar bin abdul aziz
2. Bagaimana
proses perkembangan ilmu pengetahuan masa bani umayah 1
3. Bagaimana
peradaban yang tumbuh pada masa bani umayah 1
1.3 TUJUAN :
1. dapat mengetahui proses kodifikasi hadits pada masa
khalifah umar bin abdul aziz
2. dapat mengetahui perkembangan ilmu
pengetahuan masa bani umayah 1
3. dapat mengetahui peradaban yang tumbuh pada
masa bani umayah 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Kodifikasi
Hadis Pada Masa
Khalifah Umar bin Abdul aziz
Pada
periode ini, perintah kodifikasi secara langsung atas perintah resmi kepala
negara yaitu Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang merupakan khalifah kedelapan
dinasti Umayyah.
Pada masa
ini, para ulama mengadakan seleksi atau penyaringan hadits. Periode ini terjadi
pada masa dinasti Abbasiyah, yaitu sejak zaman khalifah Al-Makmun sampai dengan
al-Muktadir (sekitar tahun 201-300 H).
Pada masa
kodifikasi tahap pertama, para ulama belum memisahkan antara hadits mauquf dan
maqtu' dari hadits marfu'. Begitu pula halnya dengan beberapa hadits yang dhaif
dari yang shahih. Bahkan masih ada hadits maudu' yang tercampur dengan hadits
shahih.
Pada masa
kodifikasi tahap dua ini, para ulama mengadakan penyaringan hadits-hadits yang
diterimanya. Maka bermunculanlah kitab-kitab hadits yang hanya memuat hadits
shahih.
Kitab-kitab
tersebut pada perkembangannya dikenal dengan Kutub As-Sittah (kitab induk yang
enam). Ulama pertama yang berhasil menyusun kitab tersebut adalah Abu Abdillah
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah, yang terkenal
dengan Imam Bukhari (194-252 H) dengan kitabnya Al-Jami' As-Sahih. Kemudian
disusul oleh Abu Husain Muslim Al-Hajjaj Al-Kusairi An-Naisaburi yang dikenal
dengan Imam Muslim (204-261 H) dengan kitabnya Al-Jami' As-Sahih.
Secara
lengkap kitab-kitab Hadits yang enam diurutkan sebagai berikut:
1. Al-Jami' As-Sahih susunan
2. Al-Jami' As-Sahih susunan Muslim
3. As-Sunan susunan Abu Dawud
4. As-Sunan susunan Tirmidzi
5. As-Sunan susunan Nasa'i
6. As-Sunan susunan Ibnu Majjah
1. Al-Jami' As-Sahih susunan
2. Al-Jami' As-Sahih susunan Muslim
3. As-Sunan susunan Abu Dawud
4. As-Sunan susunan Tirmidzi
5. As-Sunan susunan Nasa'i
6. As-Sunan susunan Ibnu Majjah
2.2 PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ISLAM
PADA MASA BANI UMAYYAH
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentrasi. Desentrasi artinya pendidikan tidak hanya terpusat di ibu kota Negara saja tetapi sudah dikembangkan secara otonom di daerah yang telah dikuasai seiring dengan ekspansi teritorial.
Sistem pendidikan ketika itu belum memiliki tingkatan dan standar umur. Kajian ilmu yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus, Kufah, Mekkah, Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya, seperti: Basrah dan Kuffah (Irak), Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat (Mesir).
Diantara ilmu-ilmu yang dikembangkannya, yaitu: kedokteran, filsafat, astronomi atau perbintangan, ilmu pasti, ilmu sastra, dan seni seperti seni bangunan, seni rupa, maupun seni suara.Pola pendidikan Islam pada periode Dinasti Umayyah telah berkembang bila dibandingkan pada masa Khulafa ar Rasyidin yang ditandai dengan semaraknya kegiatan ilmiah di masjid-masjid dan berkembangnya Khuttab serta Majelis Sastra. Jadi tempat pendidikan pada periode Dinasti Umayyah adalah:
1. Khuttab
Khuttab atau Maktab berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau tempat menulis, jadi Khuttab adalah tempat belajar menulis. Khuttab merupakan tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Al Quran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam.
2. Masjid
Setelah pelajaran anak-anak di khutab selesai mereka melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah yang dilakukan di masjid. Peranan Masjid sebagai pusat pendidikan dan pengajaran senantiasa terbuka lebar bagi setiap orang yang merasa dirinya tetap dan mampu untuk memberikan atau mengajarkan ilmunya kepada orang-orang yang haus akan ilmu pengetahuan.
Pada Dinasti Umayyah, Masjid merupakan tempat pendidikan tingkat menengah dan tingkat tinggi setelah khuttab. Pelajaran yang diajarkan meliputi Al Quran, Tafsir, Hadist dan Fiqh. Juga diajarkan kesusasteraan, sajak, gramatika bahasa, ilmu hitung dan ilmu perbintangan.
3. Majelis Sastra
Majelis sastra merupakan balai pertemuan yang disiapkan oleh khalifah dihiasi dengan hiasan yang indah, hanya diperuntukkan bagi sastrawan dan ulama terkemuka. Menurut M. Al Athiyyah Al Abrasy “Balai-balai pertemuan tersebut mempunyai tradisi khusus yang mesti diindahkan seseorang yang masuk ketika khalifah hadir, mestilah berpakaian necis bersih dan rapi, duduk di tempat yang sepantasnya, tidak tertawa terbahak-bahak, tidak meludah, tidak mengingus dan tidak menjawab kecuali bila ditanya.
Ia tidak
boleh bersuara keras dan harus bertutur kata dengan sopan dan memberi
kesempatan pada sipembicara menjelaskan pembicaraannya serta menghindari
penggunaan kata kasar dan tawa terbahak-bahak. Dalam balai-balai pertemuan
seperti ini disediakan pokok-pokok persoalan untuk dibicarakan, didiskusikan
dan diperdebatkan”.
4.Pendidikan Istana
Pendidikan istana diselenggarakan dan diperuntukkan khusus bagi anak-anak khalifah dan para pejabat pemerintahan. Kurikulum pada pendidikan istana diarahkan untuk memperoleh kecakapan memegang kendali pemerintahan atau hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan keperluan dan kebutuhan pemerintah, maka kurikulumnya diatur oleh guru dan orang tua murid.
Pada periode Dinasti Umayyah ini terkenal sibuk dengan pemberontakan dalam negeri dan sekaligus memperluas daerah kerajaan tidak terlalu banyak memusatkan perhatian pada perkembangan ilmiah, akan tetapi muncul beberapa ilmuwan terkemuka dalam berbagai cabang ilmu seperti yang dikemukakan oleh Abd. Malik Ibn Juraid al Maki dan cerita peperangan serta syair dan Kitabah.
Dibidang syair yang terkenal dikalangan orang Arab diantaranya adalah tentang pujian, syairnya adalah: Artinya : “Engkau adalah pengendara kuda yang paling baik, engkau adalah orang yang pemurah di atas dunia ini”.
Selain kemajuan seperti di atas, ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini adalah:
1. Bidang Ilmu Hadits
a. Umar bin Abdul Aziz, ketika ia diangkat sebagai khalifah, progam utama pemerintahannya terfokus pada usaha pengumpulan hadist untuk dibukukan Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Az-zuhri seorang yang tepat dan siap melaksanakan perintah kholifah, maka ia bekerja sama dengan perowi-perowi yang dianggap ahli untuk dimintai informasi tentang hadist-hadist nabi yang berceceran ditengah masyarakat islam untuk dikumpulkan, ditulis dan dibukukan.
b. Abu Bakar Muhammad, dianggap pengumpul hadits yang pertama pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz ini.Jejak Abu Bakar Muhammad, diikuti oleh generasi dibawahnya, seperti Imam Malik menulis kumpulan buku hadist terkenal Muwatha’, imam Syafii menulis Al-Musnad. Pada tahap selanjutnya, program pengumpulan hadist mendapat sambutan serius dari tokoh-tokoh islam, seperti:
1) Imam Bukhari, terkenal dengan Shohih Bukhari
2) Imam Muslim, terkenal dengan Shohih Muslim
3) Abu Daud, terkenal dengan Sunan Abu Daud
4) An –Nasa’i, terkenal dengan Sunan An-Nasa’i
5) At-Tirmidzi, terkenal dengan Sunan At-Tirmidzi
6) Ibnu Majah, terkenal dengan Sunan Ibnu Majah
Kumpulan para ahli hadist tersebut diatas, terkenal dengan nama Kutubus Shittah.
2. Bidang Ilmu Tafsir
Untuk memahami Al-Qur’an para Ahli telah melahirkan sebuah disiplin ilmu baru yaitu ilmu tafsir, ilmu ini dikhususkan untuk mengetahui kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika Nabi masih hidup, penafsiran ayat-ayat tertentu dituntun dana ditunjukkan melalui malaikat Jibril.
Setelah Rasulullah wafat para sahabat Nabi seperti Ali bin Abu Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud. Ubay bin Ka’ab mulai menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an bersandar dari Rasulullah lewat pendengaran mereka ketika Rasulullah masih hidup.
Dalam perkembangan generasi berikutnya, pada masa Dinasti Umayyah Islam telah berkembang luas. Apalagi pemahaman terhadap Bahasa Arab bagi umat non-Arab mengalami kesulitan. Makalahirlah tokoh-tokoh dibidang Tafsir, seperti Muqatil bin Sulaiman (w.150H), Muhammad bin Ishak, Muhammad bin Jarir At-Thabary (w. 310).
3. Bidang Ilmu Fiqih
Al –Qur’an sebagai kitab suci yang sempurna, merupakan sumber utama bagi umat islam, terkhusus dalam menentukan masalah-masalah hukum.
Pada masa Khulafaurrasyidin, penetapan hukum disamping bersumber dari Rasulullah dilakukan sebuah metode penetapan hukum, yaitu ijtihad. Ijtihad pada awalnya hanya pengertian yang sederhana, yaitu pertimbangan yang berdasarkan kebijaksanaan yang dilakukan dengan adil dalam memutuskan sesuatu masalah.
Pada tahap perkembangan pemikiran islam, lahir sebuah ilmu hukum yang disebut Fiqih, yang berarti pedoman hukum dalam memahami masalah berdasarkan suatu perintah untuk melakukan suatu perbuatan, perintah tidak melakukan suatu perbuatan dan memilih antara melakukan atau tidak melakukannya. Pada masa ini bermunculan para tokoh ahli fiqih, antara lain :
1) Sa’id bin Al-Musayyid (Madinah)
2) Salim bin Abdullah bin Umar (Madinah)
3) Rabi’ah bin Abdurahman (Madinah)
4) Az –Zuhri (Madinah)
5) Ibrahim bin Nakha’ai (Kufah)
6) Al –Hasan Basri (Basrah)
7) Thawwus bin Khaissan (Yaman)
8) Atha’ bin Ra’bah (Mekah)
9) Asy –Syu’aibi (Kufah)
10) Makhul (Syam)
4. Bidang Ilmu Tasawuf
Taswuf merupakan sebuah ilmu tentang cara mendekatkan diri kepada Allah saw, tujuannya agar hidup semakin mendapatkan makna yang mendalam, serta mendapatkan ketentraman jiwa. Ilmu tasawuf berusaha agar hidup manusia memilki akhlak mulia, sempurna dan kamil.
Munculnya tasawuf, karena setelah umat semakin jauh dari Nabi, terkadang hidupnya tak terkendali, utamanya dalam hal kecintaan terhadap materi. Tokoh –tokoh dalam hal tasawuf antara lain sebagai berikut :
1) Hasan Al-Basri
2) Sufyan Ats-Tsauri
3) Rabi’ah Al’Adawiyah
4) Ibrahim bin Adham
5) Tokoh tasawuf yang satu ini, berasal dari Persia. Seorang pangeran dari kerajaan Persia yang meninggalkan kehidupan mewah di sekitarnya. Untuk menjalani hidup sederhana dengan mendalami ilmu tasawuf. Peringatan Ibrahim kepada manusia tertulis dalam sindirannya yang indah:”do’a-do’a kalian tidak didengar oleh Nya disebabkan hatimu telah mati”.
5. Ilmu Sejarah dan Geografi (Jughrafia)
Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.
6. Ilmu Pengetahuan Bahasa Arab
Ilmu pengetahuan bidang bahasa arab, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahu, saraf, dan lain-lain.
7. Bidang Filsafat
Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.
4.Pendidikan Istana
Pendidikan istana diselenggarakan dan diperuntukkan khusus bagi anak-anak khalifah dan para pejabat pemerintahan. Kurikulum pada pendidikan istana diarahkan untuk memperoleh kecakapan memegang kendali pemerintahan atau hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan keperluan dan kebutuhan pemerintah, maka kurikulumnya diatur oleh guru dan orang tua murid.
Pada periode Dinasti Umayyah ini terkenal sibuk dengan pemberontakan dalam negeri dan sekaligus memperluas daerah kerajaan tidak terlalu banyak memusatkan perhatian pada perkembangan ilmiah, akan tetapi muncul beberapa ilmuwan terkemuka dalam berbagai cabang ilmu seperti yang dikemukakan oleh Abd. Malik Ibn Juraid al Maki dan cerita peperangan serta syair dan Kitabah.
Dibidang syair yang terkenal dikalangan orang Arab diantaranya adalah tentang pujian, syairnya adalah: Artinya : “Engkau adalah pengendara kuda yang paling baik, engkau adalah orang yang pemurah di atas dunia ini”.
Selain kemajuan seperti di atas, ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini adalah:
1. Bidang Ilmu Hadits
a. Umar bin Abdul Aziz, ketika ia diangkat sebagai khalifah, progam utama pemerintahannya terfokus pada usaha pengumpulan hadist untuk dibukukan Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Az-zuhri seorang yang tepat dan siap melaksanakan perintah kholifah, maka ia bekerja sama dengan perowi-perowi yang dianggap ahli untuk dimintai informasi tentang hadist-hadist nabi yang berceceran ditengah masyarakat islam untuk dikumpulkan, ditulis dan dibukukan.
b. Abu Bakar Muhammad, dianggap pengumpul hadits yang pertama pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz ini.Jejak Abu Bakar Muhammad, diikuti oleh generasi dibawahnya, seperti Imam Malik menulis kumpulan buku hadist terkenal Muwatha’, imam Syafii menulis Al-Musnad. Pada tahap selanjutnya, program pengumpulan hadist mendapat sambutan serius dari tokoh-tokoh islam, seperti:
1) Imam Bukhari, terkenal dengan Shohih Bukhari
2) Imam Muslim, terkenal dengan Shohih Muslim
3) Abu Daud, terkenal dengan Sunan Abu Daud
4) An –Nasa’i, terkenal dengan Sunan An-Nasa’i
5) At-Tirmidzi, terkenal dengan Sunan At-Tirmidzi
6) Ibnu Majah, terkenal dengan Sunan Ibnu Majah
Kumpulan para ahli hadist tersebut diatas, terkenal dengan nama Kutubus Shittah.
2. Bidang Ilmu Tafsir
Untuk memahami Al-Qur’an para Ahli telah melahirkan sebuah disiplin ilmu baru yaitu ilmu tafsir, ilmu ini dikhususkan untuk mengetahui kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika Nabi masih hidup, penafsiran ayat-ayat tertentu dituntun dana ditunjukkan melalui malaikat Jibril.
Setelah Rasulullah wafat para sahabat Nabi seperti Ali bin Abu Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud. Ubay bin Ka’ab mulai menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an bersandar dari Rasulullah lewat pendengaran mereka ketika Rasulullah masih hidup.
Dalam perkembangan generasi berikutnya, pada masa Dinasti Umayyah Islam telah berkembang luas. Apalagi pemahaman terhadap Bahasa Arab bagi umat non-Arab mengalami kesulitan. Makalahirlah tokoh-tokoh dibidang Tafsir, seperti Muqatil bin Sulaiman (w.150H), Muhammad bin Ishak, Muhammad bin Jarir At-Thabary (w. 310).
3. Bidang Ilmu Fiqih
Al –Qur’an sebagai kitab suci yang sempurna, merupakan sumber utama bagi umat islam, terkhusus dalam menentukan masalah-masalah hukum.
Pada masa Khulafaurrasyidin, penetapan hukum disamping bersumber dari Rasulullah dilakukan sebuah metode penetapan hukum, yaitu ijtihad. Ijtihad pada awalnya hanya pengertian yang sederhana, yaitu pertimbangan yang berdasarkan kebijaksanaan yang dilakukan dengan adil dalam memutuskan sesuatu masalah.
Pada tahap perkembangan pemikiran islam, lahir sebuah ilmu hukum yang disebut Fiqih, yang berarti pedoman hukum dalam memahami masalah berdasarkan suatu perintah untuk melakukan suatu perbuatan, perintah tidak melakukan suatu perbuatan dan memilih antara melakukan atau tidak melakukannya. Pada masa ini bermunculan para tokoh ahli fiqih, antara lain :
1) Sa’id bin Al-Musayyid (Madinah)
2) Salim bin Abdullah bin Umar (Madinah)
3) Rabi’ah bin Abdurahman (Madinah)
4) Az –Zuhri (Madinah)
5) Ibrahim bin Nakha’ai (Kufah)
6) Al –Hasan Basri (Basrah)
7) Thawwus bin Khaissan (Yaman)
8) Atha’ bin Ra’bah (Mekah)
9) Asy –Syu’aibi (Kufah)
10) Makhul (Syam)
4. Bidang Ilmu Tasawuf
Taswuf merupakan sebuah ilmu tentang cara mendekatkan diri kepada Allah saw, tujuannya agar hidup semakin mendapatkan makna yang mendalam, serta mendapatkan ketentraman jiwa. Ilmu tasawuf berusaha agar hidup manusia memilki akhlak mulia, sempurna dan kamil.
Munculnya tasawuf, karena setelah umat semakin jauh dari Nabi, terkadang hidupnya tak terkendali, utamanya dalam hal kecintaan terhadap materi. Tokoh –tokoh dalam hal tasawuf antara lain sebagai berikut :
1) Hasan Al-Basri
2) Sufyan Ats-Tsauri
3) Rabi’ah Al’Adawiyah
4) Ibrahim bin Adham
5) Tokoh tasawuf yang satu ini, berasal dari Persia. Seorang pangeran dari kerajaan Persia yang meninggalkan kehidupan mewah di sekitarnya. Untuk menjalani hidup sederhana dengan mendalami ilmu tasawuf. Peringatan Ibrahim kepada manusia tertulis dalam sindirannya yang indah:”do’a-do’a kalian tidak didengar oleh Nya disebabkan hatimu telah mati”.
5. Ilmu Sejarah dan Geografi (Jughrafia)
Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.
6. Ilmu Pengetahuan Bahasa Arab
Ilmu pengetahuan bidang bahasa arab, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahu, saraf, dan lain-lain.
7. Bidang Filsafat
Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.
2.3 Sejarah Peradaban Islam di Masa Bani Umayyah
Bani Umayah
berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin
dari kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman
Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang
putra. Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti
telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah
senantiasa bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf. Sesudah datang
agama Islam persaingan yang dulunya merebut kehormatan menjadi permusuhan yang
lebih nyata. Bani Umayah dengan tegas menentang Rosululloh, sebaliknya Bani
Hasim menjadi penyokong dan pelindung Rosululloh, baik yang sudah masuk Islam
atau yang belum. Bani Umayyah adalah orang-orang yang terakhir masuk agama
Islam pada masa Rosululloh dan salah satu musuh yang paling keras sebelum
mereka masuk Islam.
Awal
kedaulatan bagi kedaulatan Bani Umayyah adalah sepeninggal Khalifah Ali ibn Abi
Thalib, yang mana gubenur Syam tampil sebagai pemimpin Islam yang kuat.
Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harb yang dulunya gubenur Syam, menggantikan posisi
Ali ibn Abi Thalib sebagai pemimpin Islam dengan cara yang bisa dibilang
curang, yang waktu itu berawal dari negosiasi antara pihak Khalifah Ali ibn Abi
Thalib yang diwakili oleh Abu Musa Al-Asy’ari dengan pihak Muawiyyah yang
diwakilkan oleh Amr bin Ash. Dari hasil negosiasi keduanya menghasilkan
kesepakatan untuk menjatuhkan Khalifah Ali ibn Abi Thalib dan Muawiyyah,
kemudian setelah itu dipilihlah seorang khalifah yang baru. Sebagai orang
tertua, Abu Musa Al-Asy’ari yang mengawali dalam mengumumkan hasil
negosiasi tersebut.namun berbeda halnya dengan Abu Musa Al-Asy’ari,
Amr bin Ash justru mengumumkan untuk menjatuhkan Khalifah Ali ibn Abi Thalib
tetapi menolak untuk menjatuhkan Muawiyyah, dengan kata lain Amr bin Ash
mendukung pengangkatan Muawiyyah sebagai pemipin yang menggantikan Khalifah Ali
ibn Abi Thalib.
Pada
umumnya sejarawan menganggap Muawiyyah secara negatif, karena dari proses
keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam perang saudara di
Siffin diperoleh dengan cara arbitrasi yang curang. Lebih dari itu, Muawiyyah
juga dituduh sebagai pengkhianat prinsip-prinsip demikrasi yang diajarkan
Islam, karena dialah yang mula-mula mengubah pimpinan negara dari seorang yang
dipilih oleh rakyat berganti menjadi pewarisan yang turun temurun seperti
halnya dengan kerajaan.
Dalam
makalah ini akan membahas mengenai sejarah peradaban pada masa Daulah Bani
Umayyah yang terdiri dari pembahasan mengenai sejarah kelahiran daulah bani
Umayyah kemudian puncak kejayaan bani umayyah, prestasi peradaban Islam pada
masa bani Umayyah, sebab-sebab kemunduran bani Umayyah dan pelajaran terpenting
dari mempelajari kajian ini bagi pengembangan peradaban Islam masa kini dan
masa depan.
·
Peradaban Islam
pada Masa Daulah Bani Umayyah
Dinasti
Umayyah telah mampu membentuk perdaban yang kontemporer dimasanya, baik dalam
tatanan sosial, politik, ekonomi dan teknologi. Berikut Prestasi bagi peradaban
Islam dimasa kekuasaan Bani Umayah didalam pembangunan berbagai bidang antara
lain:
§ Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
§ Menertibkan angkatan bersenjata.
§ Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
§ Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
§ Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M) yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
§ Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
§ Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.
§ Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
§ Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan, badi’, Isti’arah dan sebagainya. Kelahiran ilmu tersebut¬¬ karena adanya kepentingan orang-orang Luar Arab (Ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber Islam (Al-qur’an dan Al-sunnah).
§ Pengembangan di ilmu-ilmu agama, karena dirasa penting bagi penduduk luar jazirah Arab yang sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis ataupun secara kronologis tentang Islam. Diantara ilmu-ilmu yang berkembang yakni tafsir, hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu Kalam dan Sirah/Tarikh.
§ Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
§ Menertibkan angkatan bersenjata.
§ Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
§ Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
§ Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M) yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan.
§ Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
§ Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.
§ Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
§ Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan, badi’, Isti’arah dan sebagainya. Kelahiran ilmu tersebut¬¬ karena adanya kepentingan orang-orang Luar Arab (Ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber Islam (Al-qur’an dan Al-sunnah).
§ Pengembangan di ilmu-ilmu agama, karena dirasa penting bagi penduduk luar jazirah Arab yang sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis ataupun secara kronologis tentang Islam. Diantara ilmu-ilmu yang berkembang yakni tafsir, hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu Kalam dan Sirah/Tarikh.
Ø Pelajaran
Terpenting bagi Pengembangan Peradaban Islam Masa Kini dan Masa Depan
Pelajaran
terpenting dari kajian ini bagi pengembangan peradaban Islam di Masa kini dan
Masa sekarang yakni: bahwa pelajaran terpenting terdapat dari sisi mana kita
akan memahami. Misalkan dari sisi strategi, Dinasti Umayyah sangat hebat
didalam pertahanan militernya,oleh karenanya kekuatan militer sangatlah
diperlukan oleh orang-orang Muslim hal tersebut perlu adanya karena dengan jiwa
yang kuat maka kita akan menjadi muslim yang kuat. Didalam bidang sosial, dapat
kita ambil pelajaran bagi peradaban Islam yakni keberadaan orang muslim dengan
non-muslim itu sama, dalam artian kita saling menghargai dengan tidak
menganggap remeh ataupun melecehkan agama lain. Contohnya kalau didalam makalah
adanya pembedaan kelas masyarakat antara arab dan non-Arab dan contoh didalam
kehidupan kita yakni dengan mengambil hikmah kejadian pelecehann agama Islam
yang dialkukan oleh orang non-islam. Dalam bidang politik,kita bisa mengambil
contoh ketika masa jayanya Umayyah dan keruntuhannya, dimasa jayanya kita bisa
meniru dengan kinerja bagus yang dilakukan Muawiyyah dan di masa kehancurannya
kita bisa mengambil pelajaran dari buruknya korupsi akan mengakibatkan kehancuran
negeri.
BAB III
3.1 KESIMPULAN :
Daulah Bani
Umayyah didirikan oleh Muawiyyah yang menang diplomasi di Siffin dan juga
sebagai akibat terbunuhnya Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Namun tidak hanya itu,
ada dasar lain yang menjadikan daulah Bani Umaayyah itu lahir. Yakni dukungan
yang kuat dari rakyat suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Mereka
dengan kelompok bangsawan kaya makkah dari keturunan Bani Umayyah berada
sepenuhnya di belakang Muawiyyah untuk mendukungnya. Dengan sumber kekuatan
yang tiada habisnya baik itu kekuatan tenaga manusia ataupun kekayaan, dan juga
negeri suriah yang terkenal makmur yang menyimpan sumber alam yang berlimpah
tentunya sangat membantu Muawiyyah.
Salah satu
kemajuan yang paling menonjol pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah
adalah kemajuan dalam system militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh,
pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur
kemudian mereka memadukannya dengan system dan teknik pertahanan yang selama
itu mereka miliki, dengan perpaduan system pertahanan ini akhirnya kekuatan
pertahanan dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan
yang sangat baik dengan kemajuan-kemajuan dalam system ini akhirnya para
penguasa dinasti Bani Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke
Eropa.
3.2 SARAN :
·
Kita sebagai orang Islam harus menjadikan peradaban
masa bani umayah sebagai contoh bahwa begitu panjang kisah yang harus di lalui
oleh para sahabat dan tabi’in dalam menegakan agama islam di muka bumi ini
·
Dengan mengetahui sejarah tersebut hendaklah kita
lebih mensyukuri bahwa kita lahir sebagai orang islam dan sebisa mungkin
memperdalam ilmu tentang sejarah peradaban islam .